09/11/15

The Idiot: Si Bodoh yang Suci

Sudah sangat lama saya tidak menulis review tentang buku yang saya baca. Bukan hanya karena kesibukan saya sehari-hari yang menghambatnya, namun bacaan saya kali ini juga menjadi salah satu faktor yang memperlambat kecepatan membaca saya. Tercatat di akun Goodreads saya bahwa saya telah menghabiskan waktu kurang lebih 16 bulan untuk membaca buku setebal 643 halaman ini.

Novel The Idiot karya Fyodor Dostoyevsky merupakan salah satu literatur sastra yang sangat sulit untuk saya mengerti sejauh saya membaca berbagai macam literatur. Ya, ini adalah kali pertamanya saya membaca literatur sastra Rusia. Saya tertarik membaca literatur sastra Rusia setelah mendengar beberapa teman saya yang telah membacanya, dan memang, saya sudah diperingatkan tentang tingkat kompleksitasnya.

Dari sekian banyak versi terjemahan Bahasa Inggris dari The Idiot, saya membaca versi terjemahan Henry dan Olga Carlisle yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1969. Sebelum saya menulis tentang review ini, saya mencari banyak sekali contoh cara me-review literatur Rusia, dan ternyata kebanyakan orang memang mengalami kesulitan dalam menulis review tentang literatur Rusia tanpa harus membahas keseluruhan kisahnya.

Tentang Fyodor Dostoyevsky
Saya ingin sedikit berbagi informasi mengenai sang penulis novel, yakni Fyodor Dostoyevsky (1821-81). Beliau telah menuliskan banyak karya-karya hebat yang masuk ke dalam zaman keemasan literatur Rusia, diantaranya ada: Crime and Punishment, The Idiot, The Possessed, dan The Brothers Karamazov. Melalui karya-karyanya, kita dapat melihat dunia melalui kacamata filosofis tentang harapan dan pengampunan melalui penderitaan.

The Idiot merupakan karya favorit Dostoyevsky sendiri. The Idiot merupakan kanvas hidup Dostoyevsky yang kala itu saat proses penulisan berada di tahap kehidupan yang benar-benar berat. Sebelum ia mulai menuliskan naskah The Idiot, Dostoyevsky sedang dalam tahap menuju pernikahan dengan istri keduanya Anna Grigoryevna. Anna yang merasa tidak disukai oleh mertuanya serta kondisi ekonomi Dostoyevsky yang dikejar-kejar oleh penagih hutang, akhirnya mengajak Dostoyevsky untuk pergi dari Rusia pada tahun 1867.

Kebiasaan buruk Dostoyevsky dalam berjudi semakin mempersulit keadaan ekonomi keluarga kecilnya. Dostoyevsky dan Anna harus menggadaikan hampir semua barang-barang yang mereka miliki untuk tetap bisa makan. Keadaan diperparah oleh kondisi kesehatan Dostoyevsky yang memburuk akibat epilepsi saat ia tengah menulis naskah The idiot. Puncaknya adalah ketika Sonya, putri Dostoyevsky, meninggal di umur dua-setengah tahun. Kita bisa melihat bagaimana hal-hal pribadi Dostoyevsky sangat mempengaruhi alur cerita serta gaya penulisannya yang menurut saya semakin gelap dan tragis di pertengahan hingga akhir kisah The Idiot.

The Idiot: Si Bodoh yang Suci
Novel ini mengisahkan perjalanan Pangeran Lev Nikolayevich Myshkin, seorang lelaki keturunan keluarga bangsawan tertua di Rusia, yang kembali ke Rusia setelah menghabiskan beberapa tahun hidupnya di Swiss untuk mengobati penyakit epilepsi yang dideritanya walau tidak bisa sembuh total. Myshkin kemudian datang ke St. Petersburg dengan harapan dapat menemui satu-satunya kerabat keluarganya yang tersisa.

Setelah Myshkin bertemu dengan kerabatnya, Myshkin mulai diperkenalkan dengan karakter-karakter lainnya yang turut membangun dinamika kisah The Idiot. Kejujuran dan sifat pemaaf Myshkin dianggap sebagai kenaifan dan kemunafikan oleh para bangsawan Rusia dan dia dikenal sebagai si bodoh yang suci. Hal ini akhirnya membawa Myshkin pada tragedi cinta di antara dua wanita: Nastassya Filippovna, disebut sebagai wanita paling cantik se-Rusia, dan Aglaya Yepanchin, putri terakhir dari keluarga bangsawan terhormat, Yepanchin.

Kecantikan Nastassya menarik hati semua pria yang pernah ia temui, tak terkecuali Myshkin. Namun, sayangnya, ketika Myshkin melamar Nastassya, ia menolaknya meskipun sejujurnya ia mencintai ketulusan serta kejujuran Myshkin yang tidak pernah ia temukan di dalam diri pria lain. Nastassya merasa tidak pantas untuk Myshkin karena selama ini ia telah banyak berbuat dosa, tidak cocok dengan Myshkin yang suci. Setelah hilangnya Nastassya, Myshkin menjadi dekat dengan Aglaya yang pintar. Kepintarannya mengintimidasi pria lain, namun tidak dengan Myshkin. Bagaikan cawan yang kosong, Myshkin selalu menerima perkataan dan perbuatan Aglaya terhadap dirinya yang terkadang terkesan merendahkan dirinya.

Keadaan menjadi rumit setelah Nastassya mengetahui kedekatan Myshkin dengan Aglaya dan bermaksud kembali untuk merebut Myshkin. Myshkin harus memilih, dan menurut saya, pilihannya untuk menerima Nastassya kembali dan membuang Aglaya merupakan esensi dari kisah The Idiot.

Myshkin merupakan seseorang yang digambarkan sangat suci oleh Dostoyevsky. Dalam perbincangannya dengan editor dari perusahaan penerbitnya, ia menjelaskan bahwa:

"The idea of Prince Myshkin is as a perfectly, wholly beautiful man,"

Ide awal The Idiot adalah untuk memberikan perspektif yang tidak terkekang oleh unsur moral kepada para pembacanya. Dostoyevsky menempatkan karakter Myshkin di tengah peradaban Rusia yang penuh dengan perlombaan kekuasaan, materialisme, dan budaya para bangsawan yang saling menggunjing satu sama lain. Dostoyevsky memberikan kebebasan kepada pembaca untuk berpihak tanpa menyatakan ada yang benar atau salah, terutama pada sang karakter utama, Myshkin.

Tentang Cinta, Kasih Sayang, dan Penyesalan
Seiring perkembangan cerita, novel ini berubah menjadi kisah tragis yang dipenuhi oleh kekacauan dan fatalisme. Chapter Eleven dan Chapter Twelve merupakan chapter penutup yang juga menjadi bagian favorit saya. Pada bab terakhir diungkapkan bahwa Rogozhin, karakter pertama yang dipertemukan dengan Myshkin dan menjadi sahabatnya, yang juga mencintai Nastassya, akhirnya menikahi Nastassya dan membunuhnya.

Kebimbangan Nastassya menjadi titik klimaks dan kehancuran hampir seluruh karakter di novel ini. Setelah kembali  dan berhasil menarik hati Myshkin, ia membatalkan pernikahannya dengan Myshkin dan kabur berasma Rogozhin. Nastassya memahami bahwa semakin dirinya mengejar Myshkin, semakin yakin bahwa dirinya tidak pantas menerima kasih sayang Myshkin. Nastassya mengerti dan sudah tahu bahwa pada akhirnya dia akan mati di belati Rogozhin. Sebuah akhir yang luar biasa!

Kisah ini merangkum tiga hal di sub-judul dengan cara yang menakjubkan. Dostoyevsky menjelaskan kasih sayang (compassion) yang menjadi bentuk tertinggi dan paling mulia dari cinta harus berasal dari semua orang, dan dalam kisah ini, kasih sayang harus ada di diri Rogozhin. Sayangnya, Rogozhin tidak memiliki kasih sayang tersebut dan Myshkin tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagaimana dijelaskan oleh Gary Rosenshield, Professor of Slavic Language and Literature di University of Wisconsin, Madison:

"Myshkin's despair comes not from his inability to feel compassion, he feels compassion for everyone, but his realization that his compassion alone cannot save Nastassya Fillipovna. For Nastassya to be saved, the compassion must come from Rogozhin, who hate her as intensely as he loves her. But his love for her, unlike Myshkin's, is born not out of compassion, but passion for complete possession."


This is a very wonderful, yet complicated story.

03/11/15

A Day as A French

Bonjour! Good afternoon monsieur and madmoiselle. It's been awhile since my last review about the best hangout spot(s) in town. Well, actually I already have visited one place that blown my mind since the first time I saw that place. In this occasion, I will tell you how it is like to be a French for a day, haha.

I have made a very big decision last month, approximately in the early October. I am resigning from my previous office which is the most creative agency in the world. Many people trying to get there (seriously, the test is also quite hard for me tho to be hired there) but in the other hand I decide to quit. Well, the reason of it is very personal, in short, I was planning to move to another city so I can be closer to my girlfriend. But shit happen, and I was dumped by her few days after my resignation. Anyway, enough with the sad story, I want to introduce you to Sophie Authentique!


The front side of Sophie Authentique


I invited my colleagues for a farewell there. I have been visiting Sophie Authentique for quite some time before and it has a special place in my heart. Yup, it looks small right? But don't get it wrong! The interior is the best part of it!


The interior of Sophie Authentique


How is it? It looks comfortable right? Hehe. When I went there with my colleagues, we were greeted by the manager itself, Mr. Alexis Malaise. If I was not mistaken, he is the son of Sophie, the founder, and yes, that day is the day of my luck, I also met her. So I decide to have a conversation with both of them.

Sophie didn't want me to take a picture of her, so instead I take a picture with Alexis!

Sophie Authentique was originally established to sell many kinds of pastries and breads (of course they are French pastries and breads). Sophie, the founder, is really love to cook French home food and when she found out that there is no good bakeries nearby, she had this idea to create a good one. Since then, Sophie Authentique grew very fast. Now, they have three places across Jakarta.

When I ask Sophie about the food, she said that basically the food in Sophie Authentique are simple. They are home food, foods that served by the moms to their child in French, just like Indonesian home food. The most interesting point of Sophie Authentique for me is how they sell simple food and introduce their (French) daily meals to us. They didn't sell you something extraordinary, they just want you to try a French mom's cook.

Wanna see their menu? Let me share you mine at that afternoon:

Yes! This is my favourite! Baguette smoked ham! I order it along with fresh milk. What a day!

With its cool interior, fast internet speed, lots of foreigner drop by, and good friends, yes, this is the best hangout spot in town! 

For more details, please visit: sophieauthentique.com

02/11/15

2 November 2015

Hi,

How are you? Are you doing well there? Have you eat your dinner? How's your day? Sorry, I can't hold myself. It's been almost a month since our break up and you haven't replied anything from me. Are you happy there? How's your friends? How's your, special, friend? Sorry. Sorry if I am always judging you. I am sorry.

It's my first day in the new office. The workload seems to be not as heavy as the previous one. I came home at 6 pm and I took the longest bath ever. It took one and a half hour for me to stay in the shower and listening to sad songs. I am crying, sitting, and then shouting. I scream your name. I miss you.

Hi,

You must have felt very annoyed with me now. With all of my emails and all the stupid things that I've done, you just simply get enough of me. I've called your friends just to know your condition. But then I always ended up crying, regretting. I know that you said he's not a special person, but still, the way you post everything and spend your day with him, it burns me. I know. I have no right any more to be mad at you. No, I never have the right for that since the first time we met. You are always free.

I keep imagining that after office I would go home and you would call, or at least greet me with your warm love. Then I will take a shower and video call you. We talk and talk, forget about the hour. And I will see you fallen asleep. It will be a pleasant time. 

You are beautiful. You are beautiful without your make up, you are beautiful when you wake up in the morning. I keep remembering how you used to wake up in the morning. I will kiss you and see your smile. I will hug you and say that I love you. Then we fall back to sleep, wishing that we will keep like that forever.

But.

You are not here.

You are not here for me any longer.

You have been far away.

Your heart is no longer mine.

Your heart....

Has been freed.

While I'm stuck. I'm stuck between our memories. I still can't accept the reality that you are no longer mine. The reality that you don't want to contact me any more. Despite all the things we have been through. Despite all the sweet things that you have said to me. Despite all the things that we've promised together. Despite the picture of our future that we've drawn together. Despite the love we've felt for these years. Despite everything.

How are you Roselyn? I wish you happy.

I still love you. 

This much.

Always.

I am so sorry.

15/10/15

11 Oktober 2015

Dear Isabel,

Entah aku harus memulainya dari mana, atau menggunakan kata apa untuk memberitahumu tentang kabar terbaruku ini. Karena setiap kata yang aku temukan di dalam buku, majalah, bahkan kamus, seperti sudah tidak bermakna lagi. Setiap ucapan yang keluar dari tiap mulutku seperti sudah tidak sesuai tatanannya dengan yang Bapak atau Ibu guru ajarkan dulu. 

Isabel, aku sekarang tahu bagaimana rasanya tergeletak setengah mati di ubin yang dingin dengan tatapan kosong yang menengadah ke langit-langit serta mulut yang sedikit terbuka seperti baru saja jiwa di dalam dada ini terengut lalu berhamburan ke segala penjuru. 

Isabel, aku telah kehilangan separuh diriku. Rasanya seperti aku dipaksa untuk melihat dadaku dibelah kemudian tangan yang kotor mengambil paksa jantungku. Kemudian ia tidak peduli dengan darah yang mengucur deras dari lubang yang telah ia buat, ia membiarkannya menganga dan tanpa ekspresi mengelus jantungku yang tak lagi bertuan. Kemudian ia pergi tanpa kata, tanpa membalikkan badannya bahkan untuk sejenak.

Isabel, aku sudah seperti mayat berjalan beberapa hari ini. Aku telah merasakan tubuh yang tidak diberi asupan selama 24 jam, tidak mandi selama dua hari, dan tidak bisa berbicara dengan jelas selama beberapa hari. Aku telah kehilangan akal sehatku, dan mungkin, mungkin sekali, aku sekarang sedang menulis dengan kegilaanku.

Apakah arti kegilaan itu Isabel? Apakah memperjuangkan yang tidak mungkin bisa dibilang gila? Aku lihat beberapa hari yang lalu seorang motivator berkata bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Anak dari keluarga tidak mampu bisa sekolah di luar negeri, seorang anak penjual singkong bisa masuk daftar orang terkaya negeri ini, tapi apakah ada kisah sukses tentang ketidakmungkinan cinta? Seperti, seperti, cinta yang berbeda agama? Berbeda suku? Ditelantarkan oleh jarak dan waktu? Apakah kau pernah menemui kisah semacam itu Isabel? Apakah kau pernah menemukan keberhasilan cinta dalam dua insan yang tidak direstui oleh keluarganya? Atau, atau mungkin, kisah keberhasilan cinta seorang lelaki sederhana untuk mendapatkan wanita idamannya?

Oh Isabel. Aku tidak berhenti-hentinya bertanya tentang rencana langit yang dipersiapkan untukku. Aku telah begitu egois, naif, dan menjijikan. Ya, menjijikan Isabel. Aku memainkan hati seorang bidadari yang seharusnya selalu aku peluk erat, selalu aku cium, dan selalu aku ucapkan cinta setiap detiknya. Aku begitu bodoh, sebodoh-bodohnya manusia.

Isabel, kita pernah membahas tentang ruang dan waktu. Ya, waktu. Kau berandai-andai tentang waktu yang terus berjalan, apakah bisa diulang? Kala itu aku bersikeras bahwa waktu tidak perlu bisa diulang, karena itu berarti ada penyesalan. Isabel, Isabel, sekarang aku menjilat ludahku sendiri. Aku sudah menjadi manusia menjijikan yang tidak segan-segan menelan kotoran agar bisa mengulang waktu.

Isabel, aku begitu putus asa. Nafasku terasa begitu berat setiap tarikannya, dan setiap hembusannya tersirat penyesalan yang begitu legam.

Isabel. Aku mencintainya. Aku mencintainya sejak pertama kali bertemu. Sejak pertama kali kulihat wajahnya yang bersinar, berbeda dengan yang lainnya. Isabel. Katakanlah. Definisi cinta mana yang kau ingin aku aminkan? Aku akan aminkan demi dirinya. Isabel. Lidahku sudah kelu, otakku beku, dan jari-jariku mengkerut untuk kembali menjalani hidup. Rasanya aku ingin menyudahinya saja.

Baru aku tahu kalau patah hati bisa semenyakitkan ini, Isabel. Aku sudah mohon ampun, sudah. Ampuni dosa-dosaku ya Tuhan! Ya ampun Isabel, aku telah memanggil nama Tuhan berkali-kali. Aku sudah sujud berkali-kali. Tapi dia semakin jauh, dan semakin jauh. Sampai akhirnya aku begitu benci, karena Dia memutuskan hubunganku dengannya begitu saja setelah aku berdoa begitu keras. 

Aku miskin hati Isabel, aku begitu murka! Aku tidak tahu lagi harus berbicara apa, dengan siapa, dan bagaimana.  Aku tak tahu Isabel harus bagaimana. Aku tidak tahu. Ampuni aku Isabel. Atas apa-apa yang sudah kulakukan, atas apa-apa yang sudah terjadi. Isabel. Aku tiada Isabel. Tiada.

Aku telah menangis hingga air mataku tidak bisa keluar lagi. Aku telah berteriak hingga suaraku tak terdengar lagi. Dan aku sudah kehilangan kesadaran berkali-kali. Tapi dia bilang dia tetap tak akan kembali.

Isabel. Aku telah menjadi gila.

06/10/15

Menjadi, atau Tidak Menjadi. Itulah Persoalannya.

Siapa yang tidak kenal dengan Shakespeare (well, my parents didn't)? Salah satu sastrawan tersohor di dunia yang dikenal dengan bahasanya yang belibet dan sulit dimengerti ini memiliki satu karya mahabesar, yakni Hamlet. Beberapa waktu yang lalu saya secara tidak sengaja menemukan jadwal aksi teater yang mengangkat kisah Hamlet di Twitter. Adalah @teaterKATAK yang mencoba untuk menerjemahkan manuskrip super-duper-ultra sulit dimengerti Hamlet untuk masyarakat luas.

Sumber: @HamletKataK

Kepala yang penat serta waktu yang lowong di hari Sabtu, saya gunakan untuk menonton aksi teater ini (jangan tanya sama siapa). Dengan modal kebosanan dan beberapa lembar uang rupiah, saya berangkat ke Gedung Kesenian Jakarta. Tadinya saya ingin memesan via telepon, tapi sudahlah, saya mau mencoba peruntungan saya dengan langsung datang dan beli tiket on the spot.


Saya beruntung, masih ada sisa tiket untuk saya menikmati aksi teater ini. Tanpa ada orang yang saya kenal di Gedung Kesenian Jakarta, saya langsung saja masuk untuk mencari tempat duduk yang telah saya pesan. Aksi teater ini berlangsung selama kurang lebih 3 (tiga) jam dengan ada istirahat selama 20 menit di pertengahan aksi. Cukup lama untuk sebuah aksi teater, namun saya rasa masih kurang lama untuk bisa menceritakan kisah Hamlet.

Aksi Teatrikal Untuk Semua
Menonton aksi teater bukanlah kegemaran saya, namun aksi teater yang mengangkat kisah Hamlet tentu menarik perhatian saya. Saya ingin melihat bagaimana tim teater Katak mengintepretasikan kisah Hamlet yang rumit ke dalam aksi hidup khas teatrikal, and I was not disappointed!

Pangeran Hamlet diperankan oleh Viriya Paramita
Sumber: @teaterKATAK

Sebagai orang yang masih awam dengan aksi teater, saya merasa geli setiap kali melihat adegan musikal di tengah aksi teater. Memang itu adalah poin yang tidak bisa dihilangkan dari aksi teatrikal, coba saja lihat aksi bintang-bintang besar di Broadway. Mungkin saya saja yang belum terbiasa, maklum keingetan film-film India. Tim teater Katak memiliki tugas yang cukup berat dalam aksi teater Hamlet, yakni bagaimana caranya membuat penonton tetap mengerti alur kisah Hamlet serta mendapatkan pesan-pesan Shakespeare tanpa membuat mereka jenuh dengan dialog-dialog rumit antar karakter. The result is.... They did a really good job there!

Raja Claudius dan Ratu Gertrude diperankan oleh Riski Safaat dan Lydia Natasha
Sumber: @teaterKATAK

Entah apakah memang sudah menjadi suatu prasyarat tak tertulis dalam etika berteater, ataukah memang menjadi sebuah kebiasaan, aksi teater Hamlet ini juga tidak luput dengan banyak aksi jenaka di beberapa adegan. Manuskrip Hamlet yang menurut saya gelap, bercerita tentang tragedi, pembunuhan, dan ketidakpastian dapat dikemas menjadi segar oleh tim teater Katak, marvellous!

Arwah Raja Hamlet diperankan oleh Pandji Putranda
Sumber: @teaterKATAK

Awalnya saya berniat untuk mengecek apakah semua adegan penting di kisah Hamlet akan diintepretasikan secara harafiah atau tidak. Tapi setelah beberapa nyanyian dan canda-tawa, sudahlah, saya mau menikmati aksi teater ini sebagaimana tim teater Katak mengintepretasikannya, haha. Satu-satunya yang mengganjal di pikiran saya hingga saat ini adalah penggunaan Bahasa Indonesia dalam menyatakan beberapa kutipan-kutipan dialog penting dalam naskah Hamlet. Everytime I heard it from the players, I giggle so much!

Kutipan-kutipan dialog khas karakter yang telah di-Bahasa Indonesia-kan

Oke, itulah review sederhana saya dari aksi teater Hamlet oleh tim teater Katak. Kalo dirangkum, bolehlah saya memberikan skor 8 out of 10! Tetap berkarya ya teman-teman! Orang-orang Indonesia, terutama orang Jakarta, masih perlu diperkenalkan seni teater dan seni-seni lainnya. Jadikan seni bagian dari hidup agar hidup tidak melulu hitam-putih.

* * *

Is Justice The Business of People or God?
Kisah Hamlet atau lengkapnya Tragedy of Hamlet: Prince of Denmark karya Shakespeare adalah sebuah kisah klasik mengenai suatu kerajaan yang tidak lepas dari persoalan tahta. Kembalinya Hamlet ke kerajaan Denmark yang berpusat di Elsinore diwarnai oleh banyak kejutaan: meninggalnya ayah Hamlet, sang raja Denmark, dan ibunya yang menikah dengan pamannya, yang mana membuat pamannya menjadi raja. Secara struktural seharusnya Hamlet-lah pemegang tahta selanjutnya dari kerajaan Denmark, tapi karena sang ibu menikahi pamannya, maka tertutuplah jalan Hamlet menjadi raja.

Salah satu bagian favorit saya dalam kisah Hamlet adalah ketika raja Claudius mengakui segala dosa-dosanya yang telah membunuh raja Hamlet:

"My words fly up, my thoughts remain below. Words without thought never to heaven go,"

Raja Claudius (seperti) menemukan dirinya tidak dapat berdoa karena dirinya telah begitu kotor di hadapan Tuhan. Di bagian itu, kemudian Hamlet memiliki kesempatan untuk membunuhnya saat raja Claudius sedang dalam posisi lengah dan lemah. Namun yang terjadi malah pertarungan batin dalam diri Hamlet yang menurut saya sangat irasional namun sangat mengena.

Datangnya arwah raja Hamlet untuk menemui Hamlet dan berkata bahwa ia tidak dapat pergi ke surga karena ia tidak memiliki persiapan untuk menemui Tuhan (karena dia belum mengakui dosa-dosanya dan berdoa tapi sudah keburu dibunuh) menimbulkan persepsi bahwa jika ia membunuh raja Claudius saat ia berdoa, maka ia akan mengirimnya langsung ke surga. Padahal ia ingin pamannya menderita lebih dari apa yang dirasakan oleh ayahnya yang sekarang sedang "disucikan" oleh api neraka.

Secara rasional, tindakan Hamlet adalah tindakan yang bodoh untuk tidak membunuh raja Claudius saat itu juga. Menimbang hasil akhir (matinya Hamlet) yang merugikan, sebetulnya tanpa memikirkan surga-neraka maka Hamlet bisa menegakkan keadilan. Dari sini kemudian timbul pertanyaan dalam benak saya. Soal keadilan, apakah itu urusan manusia atau Tuhan? Dari mana Hamlet bisa tahu bahwa pamannya tidak akan ke neraka apabila ia membunuhnya saat itu juga? Damn Hamlet! Make up your mind! Gak salah sih apabila ia terkenal dengan quote super-labil:

"Be, or not to be,"

20/09/15

Ada Apa dengan Kita dan Film-Film Anak yang Tertukar?

"Encanensu (nama disamarkan demi kepentingan sponsor, halah), mohon kau maafkan ibu. Ibu tidak ingin kau marah terus,"
"Baik ibu, aku tidak akan marah lagi,"

Begitulah potongan kalimat dialog dalam sebuah film seri impor dari Turki yang sekarang ini sedang merajalela di Indonesia. Entah apa yang merasuki saya malam itu sehabis pulang kantor sehingga saya menyempatkan waktu menonton satu episode dari film yang bahkan saya tidak ikuti dari awal. Setelah menghabiskan hampir tiga jam perjalanan untuk bisa sampai di rumah dengan selamat dari kantor, malam itu saya memutuskan untuk makan malam telebih dahulu sebelum saya melepas kaos kaki. Sambil mengisi perut yang kosong, saya menyalakan televisi dan berhenti di salah satu stasiun televisi swasta yang terkenal dengan film-film impor Turki-nya. Saya berharap banyak dari film impor yang saya tonton tersebut, namun nyatanya jalan kisahnya mudah ditebak. Yap, cerita tentang anak orang kaya yang tertukar dengan anak orang miskin di rumah sakit. Klise.

 Ini dia dua anak yang tertukar. Cantik ya?

Meski diisi oleh aktor dan aktris yang cantik nan tampan dan didukung oleh latar belakang pemandangan yang indah ala Turki, nyatanya film ini memiliki garis cerita yang sama saja dengan beberapa film sinema elektronik (sinetron) Indonesia yang telah banyak (juga sempat ngehits) ditayangkan. Saya jadi bertanya-tanya, ada apa dengan kisah anak yang tertukar? Apakah sebegitu senangnya masyarakat kita dengan kisah anak yang tertukar? Atau ini semacam fantasi liar yang menjadi impian dan doa-doa tersembunyi dari masyarakat kita?

Kisah anak yang tertukar sudah sangat jelas akan menaruh fokus pada isu sosial. Pasti yang tertukar adalah anak dari keluarga yang kaya dengan anak dari keluarga miskin (ya iyalah, kalo sama-sama keluarga miskin, ga bakal ada sensasinya), kemudian ada satu kejadian di masa depan, tentunya ketika anak mereka sudah besar, yang membuat orang tua mereka tersadar atau membuktikan bahwa anak mereka tertukar. Lagi-lagi, klise.

Isu sosial antara si kaya dan si miskin selalu menjadi hits yang tak terbantahkan di hampir seluruh negara di dunia. Tengok film seri Taiwan yang super hits di era saya masih SD dulu (yes, I'm talking about F4), atau film kartun yang terinspirasi dari negeri 1001 malam, Aladdin, dan masih banyak lainnya. Kebanyakan film yang mengangkat isu sosial selalu berhasil mendapatkan simpati masyarakat karena jelas sekali sangat mudah bagi sang penulis cerita untuk menempatkan mana yang jahat dan mana yang baik, dan menunjukkan tersiksanya kaum yang lemah (biasanya sih alur ceritanya seperti itu). Lalu, apakah ini fenomena yang biasa?

Belakangan ini saya terganggu dengan pemikiran film anak-anak yang tertukar ini. Kenapa? Karena saya merasa bahwa mungkin ada yang salah dengan mental atau mungkin juga mindset kita. Saya pribadi merasa sangat senang memposisikan diri sebagai anak yang tertukar dari keluarga miskin dan mendadak jadi orang kaya (ya iyalah, mana ada yang mau dari kaya jadi miskin). Mungkin ini yang menjadi daya tarik dari film-film yang membawa isu sosial kaya dan miskin. Ya, diam-diam kita memposisikan diri dan berdoa kisah seperti itu terjadi pada kita, demi perubahan status sosial yang instan. Ini semua kemudian perlahan-lahan menjadi imajinasi kita, kemudian kita berandai-andai, dan pada akhirnya kita mempercayai kisah seperti ini yang membuatnya menjadi bagian dari diri kita. It impacts to our acceptance of life, I think.

Terakhir, sebelum saya menutup tulisan omong kosong ini, saya baru menyadari sisi unik dari film si kaya dan si miskin ini. Biasanya, penonton akan dibuai dengan kehidupan sang kaya yang mewah, dan saya selalu bertanya-tanya apa tujuannya. Apakah ini sebagai alat pemacing agar kita semua bisa sekaya itu atau ini hanya tindakan sesumbar semata? Ah, uniknya film anak yang tertukar. Membuat kita bertanya-tanya, membuat kita berdoa, membuat kita percaya, bahwa mungkin suatu ketika, kita ini adalah anak-anak yang tertukar, dan sejatinya memiliki keadaan finansial yang jauh lebih baik dari sekarang. Maafkan analisa penulis yang kacau dan dangkal.
 
Dan ini adalah babe serta emak dari kedua anak tersebut. Selalu berpenampilan klimis dan kece, representasi dari lelaki sukses dengan harta melimpah. Who doesn't want to be like him?

13/09/15

Give Us the Good in This Life and the Next, and Protect Us from Your Fury

Dear God,

It's been awhile since my last pray. I know that I am not your favourite, nor the purest one. In fact, maybe I am the worst among your creatures. But people told me that you never sleep. You always hear our whispers. You always hear our prayers. Then, in this silent night, let me whisper you my prayers.

Dear God,
The one that known by many names,

It's up to you, and will always be your right to either answer or not our prayers. I have heard once some saint said this thing to me: "What is our difference than beggars if we pray only when we need something from God?" No, it's not wrong, nor right. I keep playing it in my mind, what is my difference than beggars, really. You are the conqueror, the owner of heaven and earth. You are the creator of everything. What is my difference than beggars to you? To whom I can ask something if it's not you?

Dear God,
The one who wrote the list of death and life,

Losing someone that we love is something that we can't really bear, and you knew it. That's why you allow us to create cemetery, to allow us remembering our loved ones that have passed away. You allow us to grief. God, it is a difficult time for my loved one. Please gave her strength to bear the pain. Please gave her your light. Let her accept everything that you have wrote since day one. I know that you always gave the best for your creature.

Dear God,
The owner of everything,

I do also in difficult times now, and I know that you knew it. Please gave me strength and show me your light to go through all of this. For all the things that you create, you have decide how one creature will go follow his path that you have made. Please forgive me for all the things and the sins that I have done.

May the night sleep well and the sun will shine bright tomorrow.

Let me finish my pray to you.


"Dear God, give us the good in this life and the next, and protect us from your fury."